REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sanksi yang telah dijatuhkan FIFA kepada persepakbolaan Indonesia, tidak hanya berdampak pada kualitas pemain karena tak adanya kompetisi. Namun sanksi tersebut juga menganggu karier para pelatih.
Hal itulah yang kini dialami oleh pelatih Persib, Djajang Nurjaman. Sekarang ini, Djanur -- demikian sapaan akrab Djadjang -- terpaksa harus menunda niatnya untuk mendapatkan lisensi kepelatihan A AFC.
Djanur rencananya akan mengikuti kursus yang diagendakan tanggal 27 Juli – 25 Agustus mendatang. Sayangnya, rencana tersebut kemungkinan besar batal digelar akibat sanksi FIFA itu.
"Kita tidak bisa berbuat banyak, kemarin juga yang kursus C AFC batal. Tapi mudah-mudahan semua dapat cepat selesai dan sanksi FIFA dapat segera dicabut," jelas Djanur, seperti dilansir laman resmi klub.
Sebelumnya, pria asal Majaengka itu sudah menuntaskan kursus lisensi kepelatihan B AFC di Sawangan, Depok. Bahkan, kabarnya dia akan ikut program akselerasi atau percepatan guna mengikuti kursus kepelatihan lisensi A AFC. Selain dirinya, kabarnya asisten pelatih Arema, Joko Susilo dan beberapa pelatih lainnya pun dapat mengikuti program jalur cepat tersebut.
Menurut Djanur, sanksi FIFA membuat beberapa program pengembangan, kursus atau pelatihan di Indonesia jadi batal. Tidak hanya itu, bantuan dalam beberapa bentuk untuk sepakbola Indonesia juga urung didapatkan.
''Satu-satunya cara agar program pengembangan sumber daya manusia tetap berjalan, serta kompetisi tetap begulir adalah dengan mencabut sanksi tersebut,'' katanya.