REPUBLIKA.CO.ID, Rafael Benitez, pelatih anyar Real Madrid, telah menetapkan formasi 4-2-3-1 untuk skuatnya musim depan. Formasi tersebut biasa ia gunakan selama dua tahun menukangi klub Seri A, Napoli.
Kebijakan tersebut kemungkinan akan berdampak kepada pemain, terutama Karim Benzema, yang dinilai akan dikorbankan di lini depan Los Blancos. Begitu juga untuk Gareth Bale yang akan kembali kepada posisi favoritnya sebagai gelandang tengah atau pemain sayap kiri.
Seperi dikutip AS, Benitez tampaknya akan menggunakan Cristiano Ronaldo sebagai penyerang utamanya. dalam formasi ala Benitez tersebut, Ronaldo akan dizinkan untuk bermain dalam posisi sentral, salah satu posisi yang sebenarnya bertentangan dengan kebiasaannya pada awal kariernya, menyisir dari sayap.
Sulit untuk tidak mengatakan strategi anyar yang akan dipakai Benitez adalah untuk memanjakan Ronaldo. Hal itu disebabkan dengan formasi anyar maka pemain berjuluk CR7 itu akan menggunakan lebih sedikit energi. Musim lalu, dengan formasi 4-3-3, Ronaldo kerap mengalami kelelahan. Apalagi usianya akan menginjak 31 tahun musim depan.
Saat Ronaldo di Manchester United, Ronaldo beberapa kali dimainkan sebagai penyerang tengah oleh Sir Alex Ferguson dalam beberapa kesempatan. Hal itu membuatnya sangat produktif, terutama pada musim 2007/2008 dimana ia mencetak 42 gol dalam semusim.
Di bawah Carlo Ancelotti musim lalu, sebenarnya Ronaldo mencatatkan produktivitas tertingginya sepanjang kariernya dengan raihan 61 gol dalam semusim. Namun Benitez meyakini Ronaldo akan lebih produktif lagi sebagai penyerang tengah.
Posisi baru Ronaldo ini merupakan posisi yang biasa dimainkan oleh Gonzalo Higuain dalam skuat Benitez di Napoli. Dia bermain di depan Jose Callejon, Marek Hamsik dan Driens Mertens. El Pipita, julukan Higuain, telah mencetak 29 gol musim ini dengan 18 di antaranya di Seri A, memperbaiki catatannya dengan raihan 24 gol saat debutnya di Napoli.
Madrid Terakhir kali menggunakan formasi 4-2-3-1 saat masih dilatih oleh Jose Mourinho. Saat itu, Ronaldo bermain di sayap kiri, Angel Di Maria di kanan dan Mesut Oezil bermain di belakang antara Karim Benzema atau Gonzalo Higuain. Namun, semenjak Higuain hijrah ke Napoli, praktis hanya tinggal Benzema yang tersisa dari striker murni Madrid.
Benitez juga melakukan hal yang sama ketika ia baru saja tiba ke Napoli. Ia menetapkan formasi 4-2-3-1, yang menerapkan penguasaan bola. Dengan formasi tersebut, Napoli mengukuhkan diri sebagai tim papan atas di Seri A.
Menurut Benitez, Madrid adalah klub besar yang selalu berada di bursa transfer untuk mencari pemain. Tetapi ia menegaskan timnya merupakan skuat yang hebat. Ia juga mengungkapkan tidak akan menerapkan permainan defensif. Sebab, saat berada di Napoli dirinya memainkan permainan menyerang, dan menciptakan banyak gol dalam dua musim di sana.
"Bukan sekedar berbicara sistem, saya berbicara tentang gagasan bermain. Pemain harus tahu apa yang ada di depan mereka, apa yang harus dilakukan, dan bagaimana melakukannya,'" kata Benitez seperti dilansir laman resmi UEFA, Rabu (17/6).
Benitez menuturkan, skuat Los Blancos yang ada saat ini diisi oleh pemain kelas atas. Cara mereka bermain juga berbeda dengan klub lain. Oleh karenanya Benitez ingin menjaga sikap dan mental menyerang. "Saya ingin menghibur penonton, menang, dan juara," janjinya.
Di Napoli, dengan skuat yang memiliki standar berbeda, timnya sanggup bersaing dalam tiga kompetisi. Di Madrid punia akan melakukan hal sama. Timnya, menurut eks manajer Liverpool itu, harus menjadi tim yang kompetitif dan tetap berada di semua kompetisi hingga akhir musim. Karena itu, ia menargetkan juara La Liga, Liga Champions dan Copa del Rey. Namun menurutnya, kunci dari perubahannya berada pada diri para pemain.
Untuk itu, Benitez ingin memperbaiki cara berlatih para pemain Los Galacticos berlatih. "Kami bermain dengan 4-2-3-1, tetapi yang terpenting adalah permainannya. Kami ingin mengeksploitasi ruang yang diberikan kepada kami dan berusaha tampil solid di sisi defensif," katanya menegaskan.