Rabu 24 Jun 2015 21:22 WIB
Engeline Tewas

Ini 3 Kejanggalan yang Bisa Ungkap Tersangka Lain Pembunuh Engeline

Rep: C36/ Red: Bayu Hermawan
Hotman Paris Hutapea
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Hotman Paris Hutapea

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota tim kuasa hukum tersangka Agustinus Tai Hamdamai, Hotman Paris Hutapea mengatakan ada tiga kejanggalan yang bisa dijadikan sebagai bahan pijakan untuk mengungkap adanya tersangka lain dalam kasus pembunuhan Engeline.

Hotman mengatakan, pertama adalah terkait penemuan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Agustinus di dalam celana yang ikut terkubur bersama jasad Engeline.

"Kami akan gunakan beberapa kejanggalan sebagai pertimbangan untuk ungkap tersangka lain dalam pembunuhan Engeline. Pertama, soal penemuan KTP di saku celana Agus yang ikut terkubur bersama mayat Engeline. Bagimana bisa terjadi seperti itu?,” ujarnya kepada ROL, Rabu (24/6).

Hotman melanjutkan, hampir tidak mungkin seorang pembunuh mengikutsertakan identitasnya bersama objek yang dibunuhnya. Meski ada peluang lalai atau tergesa-gesa, kata dia, hal itu sangat kecil kemungkian terjadi.

Kedua, lanjutnya, adanya lubang besar di halaman belakang rumah ibu angkat Engeline, Margriet Christina Megawe.  Lubang itu ada sejak sebelum Engeline hilang, lubang itu ditutup oleh potongan-potongan bambu.

"Ada lubang yang besar di belakang rumah sendiri tetapi pemilik rumah tidak mengetahui keberadaannya. Padahal dia ada di situ terus. Logiskah jika dirinya tidak tahu ?  Itu lubang apa dan untuk apa?," jelasnya.

 

Ketiga, pihaknya ingin mengkonfirmasi  pihak mana yang lebih dulu menangani pengambilan sambel bercak darah di kamar Margriet dan kamar Agus.

Meski sudah dikirim ke Laboratoriun Forensik (Labfor) Mabes polri, hingga kini, sampel darah itu belum menghasilkan bukti terbaru.

"Siapa yang pertama kali menangani kasus itu ? Apakah tim dari Polres Denpasar atau tim Polda Bali ?  Perlu diusut sebab sejak awal kasus ini seolah-olah diarahkan hanya kepada Agus saja," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement