REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengatakan, puasa di bulan Ramadhan adalah hubungannya langsung dengan Allah SWT. Orang tidak akan melihat apakah seseorang benar-benar menjalankan puasa atau hanya berpura-pura.
“Wong kita mau korupsi puasa gampang kok, bergaya ajaa wudlu, terus kumur-kumur, airnya tilep sedikit kan itu sudah membatalkan puasa. Orang tetep gak bakal tahu kan? Atau makan di warung nasi kemudian bekasnya di lap, orang sudah gak bakalan tahu,” kata dia kepada ROL, Rabu (24/6).
Marsudi melanjutkan, saking pribadinya puasa Ramadhan, maka pahalanya pun langsung dari Allah SWT. Karena itu juga, orang-orang yang ada di sekitar kita tidak akan mampu memberikan penilaian atas ibadah puasa yang kita jalani.
“Puasa ini benar-benar hanya Allah yang tahu karena kata Allah SWT, saya lah yang secara langsung akan memberikan pahala bagi orang yang puasa,” tambah Marsudi.
Meski bersifat pribadi, ibadah puasa ini harus berefek bagi orang lain. efek ditimbulkan pun pastinya harus efek yang baik. Itu tak lepas karena bulan Ramadhan termasuk ke dalam empat bulan yang dimulyakan Allah SWT.
“Terlebih segala kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan maka akan dilipatgandakan pahalanya. Makanya seringlah berbuat baik bagi kehidupan sosial,” ujar dia.