REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama akan menyambut timpalannya dari Nigeria di Washington bulan depan, kata Gedung Putih, Kamis (25/6). Kunjungan tersebut menjadi lambang kesetiakawanan setelah peralihan demokratik pertama di negara itu.
"Presiden Obama akan menerima Presiden Nigeria Muhammadu Buhari di Gedung Putih pada 20 Juli," kata Gedung Putih.
"Kunjungan itu akan menandai dukungan kami bagi rakyat Nigeria menyusul pemilihan umum demokratik bersejarah dan pengalihan kekuasaan secara damai."
Pemerintahan Obama telah menghadapi kritik karena tidak berencana untuk mengunjungi Nigeria dalam lawatannya ke dua negara Afrika, yang juga dijadwalkan terjadi pada Juli.
Perjalanan itu akan dilakukan di Kenya dan Ethiopia, negara-negara yang telah mengadakan pemilihan umum yang sangat dipertanyakan baru-baru ini. Pada pemilihan umum Mei di Ethiopia partai yang berkuasa mendapatkan seluruh 546 kursi parlemen.
Kunjungan presiden ke Kenya telah dibekukan, saat Presiden Uhuru Kenyatta menghadapi tuduhan - yang sekarang ditangguhkan - kejahatan terhadap kemanusiaan atas perannya pada kekerasan pasca-pemilu 2007-2008.
Obama dan Buhari akan memiliki acara padat. Gedung Putih mengatakan mereka akan mendiskusikan upaya memerangi milisi Boko Haram.
Tentara Nigeria, Chad, Niger dan Kamerun telah berjuang dalam kampanye bersama melawan Boko Haram selama beberapa bulan terakhir yang berhasil mendorong keluar militan dari kota-kota dan desa-desa yang dikuasainya.
Tapi penyerangan desa terus berlanjut, dan sering mengakibatkan kematian puluhan perempuan dan anak-anak. Boko Haram telah berjuang untuk mendirikan sebuah negara Islam garis keras di timur laut Nigeria sejak 2009.
Obama dan Buhari juga akan membahas reformasi ekonomi dan politik Nigeria untuk "membuka potensi penuhnya sebagai pemimpin regional dan global".