REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, akan diusulkan menjadi embarkasi haji di Jatim selain Bandara Juanda setelah status bandara tersebut naik menjadi bandara internasional.
"Kami akan mengajukan surat permintaan untuk menjadikan Bandara Abdulrachman Saleh ini sebagai embarkasi haji. Permintaan ini seiring dengan rencana pembangunan bandara tersebut menjadi bandara internasional," kata Bupati Malang Rendra Kresna di Malang, Jumat (26/6).
Jika pembangunan sudah selesai dan statusnya sudah berubah menjadi bandara internasional, dia akan langsung meminta kepada Gubernur Jatim agar bandara ini bisa menjadi embarkasi haji.
Hanya saja, lanjut dia, untuk saat ini Pemkab Malang masih belum menyiapkan sarana dan prasarana pendukung jika Bandara Abdulrachman Saleh menjadi terminal embarkasi haji di Jatim. Pasalnya, saat ini pemkab masih memperkuat promosi produk lokal Kabupaten Malang di terminal bandara tersebut.
Salah satunya adalah menggunakan satu gerai di bandara untuk menjadi etalase berbagai produk lokal di Malang. "Setelah ini tuntas, kami akan bicarakan bersama instasi terkait untuk pengembangan sarana dan prasana menuju bandara internasional," ujarnya.
Keinginan Bupati Malang tersebut masih belum bisa terealisasi dalam waktu dekat ini karena Gubernur Jatim Soekarwo ketika ditanya soal perubahan status Bandara Abdulrachman Saleh menjadi bandara internasional di sela-sela peresmian terminal keberangkatan bandara itu belum bisa memastikannya sebab ada persyaratan bandara internasional yang belum terpenuhi.
Salah satunya adalah panjang runway yang belum mencapai 2.500 meter dan apron bandara yang saat ini belum mampu menampung tujuh pesawat. Selain itu, alat navigasi pesawat juga belum terpasang lengkap di bandara yang terletak di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang tersebut.
Tetapi, gubernur memastikan kekurangan persyaratan itu akan diselesaikan dalam dua tahun ke depan. Apalagi, perpanjangan runway pesawat dari 2.250 meter menjadi 2.610 meter sudah dilakukan sejak awal tahun ini. Begitu pula dengan pelebaran apron bandara.
"Pemprov juga sudah menganggarkan dana untuk pengembangan Bandara Abdulrachman Saleh ini sebesar Rp 71 miliar," katanya.
Dia mengakui saat ini kondisi Bandara Juanda sudah overload. Hal itu yang menjadi salah satu alasan terkuat untuk menambah kapasitas di Bandara Abdulrachman Saleh karena kapasitas Bandara Juanda sudah overload. Bandara Juanda yang seharusnya melayani 12,5 juta orang per tahun harus melayani 18 juta orang per tahun.