Sabtu 27 Jun 2015 12:27 WIB
Ramadhan 2015

Menguji Keistiqomahan Ibadah Kala Ramadhan

Rep: c 30/ Red: Indah Wulandari
Jamaah iktikaf di masjid At-Tin, Jakarta.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Jamaah iktikaf di masjid At-Tin, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keistiqomahan ibadah umat Islam di bulan Ramadhan dinilai masih perluu ditingkatkan. Lantaran jumlah jamaah masjid dan musholla biasanya kian menyusut hingga akhir bulan suci.

"Usahakan justru di 10 hari terakhir Ramadhan untuk memperbanyak beribadah di masjid,  bahkan kalau memungkinkan iktikaf sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW," ujar Inspektur Jenderal Kementerian Agama Mochammad Jasin, Sabtu (27/6).

Menurutnya, di 10 malam hari terakhir Ramadhan banyak keistimewaan yang diturunkan, seperti lailatul qadar. Maka, ujar Jasin, seharusnya masyarakat dapat menghidupkan malam dengan mengaji Alquran.

“Tidak akan ada yang sia-sia menghidupkan malam di bulan Ramadhan. Tidak mendapatkan malam lailatur qadar pun, setiap ibadah yang dilakukan atas nama Allah, sudah pasti akan mendapatkan pahala yang berlipat,” tegasnya.

Menurut Jasin, cukuplah sebagai hamba hanya melakukan ibadah untuk mendapatkan ridho Allah SWT, selain itu biar menjadi urusan Allah SWT.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement