REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengajak masyarakat untuk meningkatkan pemaknaan Ramadhan. Dahnil menilai Ramadhan sebagai momentum merawat kejujuran ternoda dengan masih maraknya tindak korupsi di negeri ini.
"Harapan kami Ramadhan bisa menjadi momentum untuk merawat kejujuran dan menjadi perilaku sehari-hari," kata Dahnil dalam Diskusi dan Buka Puasa Bersama Madrasah Anti-Korupsi Pemuda Muhammadiyah bertajuk "Puasa Korupsi?" di Jakarta, Ahad (28/6).
Dahnil menyebut, fakta meningkatnya korupsi dan adanya transaksi-transaksi korupsi pada saat Ramadhan telah menodai pemaknaan bulan suci umat Islam itu. "Puasa sebagai momentum perbaikan diri jelas telah gagal dimaknai," ujarnya.
Dahnil menyatakan, saat ini masih ada jarak dalam realisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, kata Dahnil, pelaku korupsi pun ada yang tampil religius dan mengajarkan kejujuran. "Artinya, nilai agama tidak menjadi komitmen dalam hati," ujar Dahnil.
Dahnil pun mengkritisi sikap permisif di masyarakat khususnya pemuda. Ia menilai, pemuda saat ini telah kehilangan contoh akibat perilaku oknum elit yang korup. Ia lantas mengimbau agar nilai-nilai anti korupsi dan kejujuran bisa terinternalisasi dalam diri pemuda.