Ahad 28 Jun 2015 22:36 WIB

'Pengelolaan Zakat Perlu Transparansi dan Akuntabilitas'

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin (kiri)
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prof Didin Hafiduddin mengatakan zakat satu-satunya amalan dalam Alquran yang dijelaskan harus ada petugasnya. Hal ini untuk transparansi dan akuntabilitas.

Ia berharap Baznas dapat menjadi contoh untuk pengelolaan zakat yang baik dan benar di wilayah-wilayah.

"Zakat itu tidak bisa sentralisasi, dia harus dikelola oleh lembaga zakat setempat, karena diambil dari orang kaya setempat dan disalurkan ke orang miskin setempat. Oleh karena itu perlu lembaga zakat daerah yang mengelolanya," kata dia alam acara dalam acara Jambore Anak Yatim Nusantara di Kompleks Yatim Islamic Boarding School Ahbaabullah Center, Desa Ciangkong, Cipelang, Bogor, Ahad (28/6).

Ia mengungkapkan capaian penerimaan zakat meningkat rata-rata 15 persen setiap tahunnya. Jumlah tersebut belum sebanding dengan yang dikeluarkan masyarakat di luar dari badan amil zakat.

"Penerimaan itu yang tercatat di masyarakat, yang tidak tercatat jauh saya yakin jauh lebih dari itu. Dan ini relatif konsumtif karena langsung ke muzaki," kata dia.

Didin menjelaskan, penyaluran zakat secara baik dan benar dapat membantu masyarakat miskin. Namun pengentasan kemiskinan menurut dia tidak hanya terkait materi saja, melainkan juga kesehatan, sosial dan ibadah.

"Perlu pendekatan yang komprehensif antara pemerintah, lembaga zakat dan masyarakat," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement