REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berencana merombak tim ekonomi kabinet kerja. Menurut pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus, tim ekonomi memang sangat pantas dirombak.
Heri mengatakan, evaluasi perlu dilakukan mengingat tidak maksimalnya kinerja tim ekonomi. Ini terlihat dari banyaknya indikator ekonomi Indonesia yang mengalami pelemahan.
"Memang pemerintahan Joko Widodo belum genap setahun bekerja. Tapi, dengan melemahnya indikator ekonomi, sudah sepantasnya ada evaluasi atau perombakan," kata Heri kepada Republika, Selasa (30/6).
Salah satu indikator ekonomi yang secara jelas mengalami pelemahan adalah nilai tukar rupiah. Saat ini, kurs rupiah terhadap dolar AS di kisaran Rp 13.300-Rp 13.400.
Menurut dia, pemerintah tidak bisa selalu menyalahkan kondisi global lantaran Amerika Serikat bakal menaikkan suku bunganya. "Kenaikan suku bunga hanya salah satu faktor," kata dia.
Heri menjelaskan, faktor terpenting yang menyebabkan melemahnya nilai tukar adalah karena begitu tingginya permintaan terhadap dolar di dalam negeri. Sementara ketersedian dolar tidak memadai.
Cara untuk memperkuat nilai tukar bisa dilakukan dengan menggenjot ekspor. "Dengan banyak ekspor, akan banyak dolar yang masuk," kata dia. n satria kartika yudha