REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- PT Badak NGL, perusahaan penghasil gas alam cair atau Liquid Natural Gas (LNG) mengaku cukup terpukul dengan anjloknya harga minyak dunia sejak tahun lalu, karena ikut menekan harga jual LNG ke pasar domestik maupun ekspor. Walaupun demikian, tenyata harga gas alam cair yang diproduksi Badak NGL masih yang termahal di dunia.
Senior Manager Corporate Communication Badak NGL, Ferry Sulistyo Nugroho mengungkapkan, harga jual LNG perseroan sebesar 18 dolar AS per MMBTU per akhir Desember 2014. Saat itu, harga minyak dunia menembus 120 dolar AS per barel. Harga tersebut diklaim dia, yang termahal di dunia.
Namun, sambungnya, seiring anjloknya harga minyak dunia dikisaran 50 dolar AS sampai 67 dolar AS per barel, harga LNG Badak pun ikut merosot dikisaran 7 dolar AS sampai 8 dolar AS per MMBTU.
"Meskipun harga turun, tapi harga jual LNG kami masih yang termahal di dunia. Tapi karena harga minyak dunia jeblok, semua perusahaan minyak harus mengencangkan ikat pinggang," ucap Feri saat berbincang dengan wartawan di Lokasi Kilang Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (1/7).
Menurutnya, perseroan menjamin bahwa produksi LNG tersebut berkualitas paling baik diantara yang lainnya. Sehingga Badak LNG berani mematok harga tinggi kepada para pembeli gas alam cair.
"Produksi LNG kami punya nilai atau value energi yang tinggi dan dijamin bersih dari kotoran (impurities). Saking bagusnya, biarpun harga mahal, Jepang sama sekali enggak berpaling dan tetap beli ke kami," ujar dia.
Fery menyebut, produksi LNG Badak diekspor ke berbagai negara sepanjang periode Agustus 1977 sampai 29 Juni 2015. Antara lain Jepang, Taiwan, Korea, Amerika Serikat (AS), Rusia, India, China dan negara lain. Badak NGL juga memasok gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Setiap musim dingin, warga Jepang dan Korea kan suka pakai pemanas. Nah gasnya dari kami semua," katanya.
Dari catatannya, Jepang mengimpor gas alam cair dari Badak NGL mencapai 345,89 MM Ton, Taiwan 60,68 MM Ton, Korea 58,52 MM Ton, AS sebanyak 0,04 MM Ton, Rusia 0,06 MM Ton, China 0,21 MM Ton, dan negara lain dipasok 1,99 MM Ton.
Sedangkan penjualan ke pasar domestik sebesar 4,02 MM Ton, sehingga total mencapai 471,48 MM Ton kontrak LNG selama periode Agustus 1977 sampai 29 Juni 2015.