REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengaku memiliki sejumlah program yang menjadi fokusnya dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas tugas pokok TNI. Di antaranya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), pembenahan doktrin dan pembinaan satuan.
Untuk memodernisasi alutsista, Gatot berkomitmen terus melanjutkan program pembangunan minimum essential force (MEF) yang ditargetkan hingga 2024. Modernisasi alutsista tersebut, lanjutnya, dengan menghadirkan alutsista baru dan mengoptimalisasi alutsista lama.
Ia menyebut modernisasi akan tergantung pada kompleksitas ancaman yang akan dihadapi dan menyesuaikan dengan asumsi kekuatan ideal dunia. "Ini sejalan dengan komitmen pemerintah yang akan menaikkan anggaran militer mencapai 1,5 persen dari PDB (product domestic bruto)," kata Gatot di ruang rapat Komisi I, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (1/7).
Gatot mengatakan, nantinya, ia akan mengutamakan industri pertahanan nasional. Hal tersebut demi kemandirian industri dalam negeri. Pembelian alutsista dari luar negeri, lanjutnya, hanya akan dilakukan jika industri dalam negeri tidak mampu memproduksi.
"Pembelian itu juga harus mengisyaratkan transfer of technology dan transfer of knowledge," ujarnya.
Gatot mengatakan, modernisasi selalu mengacu pada doktrin. Karenanya, pembenahan doktrin prajurit perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjaga validitas dan relevansi doktrin.
"Untuk peningkatan pembinaan satuan dilakukan salah satunya dengan meningkatkan kemampuan dasar prajurit yang meliputi kemampuan mahir menembak, kemampuan bela diri militer dan pengoperasian teknologi," jelas Gatot.