REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memastikan akan melakukan pembaruan alutsista. Namun, Gatot mengatakan, pembaruan tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus.
"Secara bertahan, pelan-pelan kita adakan pesawat, kan tidak seperti beli tahu. Tapi pengadaan alat harus baru," kata Gatot seusai mengikuti sidang paripurna di gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/7).
Gatot mengatakan, meski meningkat, anggaran TNI sebesar Rp 100 triliun untuk tahun depan, bukan hanya untuk memelihara dan memodernisasi alutsista melainkan juga untuk keperluan TNI lainnya, seperti gaji. Tetapi, Gatot mengaku, akan melakukan evaluasi dan kajian terlebih dahulu terkait kecelakaan pesawat Hercules beberapa hari lalu serta kebijakan presiden Jokowi yang mendukung pembelian alutsista baru.
Ia pun menegaskan, meskipun presiden meminta semua alutsista harus baru, bukan berarti alutsista yang lama tidak bisa dipergunakan atau dioperasionalkan. Menurut Gatot, yang penting bagi pesawat adalah pemeriksaan layak terbang atau tidak.
"Karena 12 itu yang tahun 1964 dan 12 lagi tahun 1975. Bila jumlah pesawat Hercules ada 12, jika 12 ini kita setop, penerjun dan sebagainya akan sulit," jelasnya.
Gatot mengatakan, hal tersebut butuh pertimbangan serta persetujuan DPR, khususnya Komisi I DPR sebagai mitra kerja TNI. Hal tersebut pun, lanjutnya, akan dibahas dengan Komisi I DPR setelah dirinya resmi menjadi Panglima TNI.
"Ada atau tidak kan belum ada keputusan, jadi bukan kapasitas saya untuk berkomentar. Dan tentunya ini juga harus dibahas oleh komisi I DPR," ujar Gatot.