REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi pada Ahad (5/7) mengumumkan enam kasus baru korona virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dalam satu pekan dari 28 Juni sampai 4 Juli.
Saudi Press Agency menyebut asus baru tersebut membuat seluruh kasus Mers di Arab Saudi menjadi 1.045, termasuk 460 kematian. Padahal, Arab Saudi telah memperketat pencegahan dan pengobatan dengan 55,3 persen pasien sembuh.
Keenam kasus baru itu dilaporkan di Riyadh dan Damam, sementara 644 sampel diperiksa di laboratorium Kementerian Kesehatan dalam satu pekan belakangan.
Sejak wabah MERS pertama pada 2012, Riyadh telah dua kali mengganti menteri kesehatannnya. Sementara itu, lembaga kesehatan negeri tersebut telah mendesak warganya agar tidak mengkonsumsi susu atau daging unta, yang diduga sebagai penyebab utama penyebaran virus itu.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus khusus penularan MERS melibatkan beberapa gejala termasuk demam, batuk dan sesak nafas, dan dapat mengakibatkan radang paru-paru serta gagal ginjal.
Virus tersebut menular melalui karena terpaan orang yang terinfeksi, baik dari instalasi kesehatan seperti rumah sakit, maupun melalui kontak langsung dengan unta.