REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Lembaga riset keuangan Standard & Poor’s memprediksi pasar sukuk merosot tajam tahun ini setelah Bank Negara Malaysia (BNM) menghentikan penerbitan sukuk tahun ini.
''Di paruh pertama 2015, BNM menahan penerbitan sukuk hingga 42,5 persen dibading periode yang sama tahun lalu,'' kata Kepala Keuangan Islam Global S&P Mohamed Damak seperti dikutip AFP, Selasa (7/7).
BNM saja menerbitkan 45 miliar dolar AS sukuk pada 2014 dari total 116,4 miliar dolar AS.
Penurunan ini memang sangat terasa mengingat selama bertahun-tahun sukuk tumbuh di angka ganda.
S&P menyebut, salah satu alasan keputusan BNM itu adalah karena sukuk mereka selama ini banyak ditujukan untuk investor asing sehingga menghalangi akses investor lokal, terutama bank-bank Islam Malaysia.
Akibatnya, BNM mengubah sukuk ke instrumen lain yang bisa diakses terbatas oleh perbankan.
S&P merevisi prakiraan total penerbitan sukuk tahun ini menjadi 50-60 miliar dolar AS dari sebelumnya 100-115 miliar dolar AS.
''Mengesampingkan efek di atas, performa pasar sukuk masih baik meski harga minyak dunia terus terusn,'' tulis laporan itu.
Kuala Lumpur, London dan Kawasan Teluk masih jadi pusat pasar sukuk global saat ini.
Nilai outstanding sukuk mencapai 269,4 miliar dolar AS hingga akhir 2013.