REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rusia adalah ancaman terbesar bagi keamanan nasional AS, Rabu (8/7). Dilansir dari the Guardian, Sekretaris Angkatan Udara AS Deborah James mengatakan AS perlu meningkatkan militernya di seluruh wilayah Eropa. Namun pihaknya harus menghadapi masalah anggaran dan pengeluarannya.
"Saya menganggap Rusia sebagai ancaman terbesar," ujar James saat kunjungan dengan sekutu AS di Eropa. Menurutnya AS mengkhawatirkan tindakan Rusia karena pergerakannya di Eropa.
AS juga akan terus bersiaga dengan merotasi skuadron tempur F-16. Menurut James ini bukan waktu yang tepat untuk menghadapi tindakan Rusia. James kecewa bahwa hanya epat dari 28 anggota NATO yang sesuai target. Mereka hanya hanya mampu menghabiskan dua persen dari produk domestik bruto di bidang pertahanan.
"Ini adalah yang harus dilakukan anggota NATO untuk melakukannya. Kita semua perlu pendukung," kata dia. Pemimpin sipil angkatan udara mengakui Eropa sedang menghadapi masalah imigrasi dan tantangan ekonomi.
NATO perlu berkomitmen untuk memprioritaskan hal yang jelas. Inggris berjanji untuk berkomitmen akan belanja dua persen lima tahun kedepan. Akibat ketegangan tersebut, Angkatan Udara harus berupaya untuk mengurangi ketergantuang AS pada mesin roket Rusia RD-180. Mesin ini dilakukan untuk meluncurkan satelit militer dan intelijen.
Ketegangan antara AS dan Rusia meningkat (23/6) lalu saat Pentagon mengumumkan rencana mengerahkan ratusan tank,senapan dan pasukan jubah besi di Baltik dan seluruh negara Eropa yang tergabung dalam NATO. Sementara itu Rusia terus meningkatkan militer pertahannya di Belarus hingga Polandia dan Lithuania.
Banyak pejabat di pemerintahan Obama menyarankan agar US mengriim senjata seharga miliaran dolar untuk pemerintah di Ukraina. AS menuntut agar korban Rusia diangkat ke publik agar Putin segera mundur dari Ukraina.
Geopolitik Kiev amat penting bagi Rusia. Sementara bagi AS Ukraina adalah sebuah alat kepentingannya. Saat ini terdapat tuntutan besar pada aset angkatan udara AS karena adanya ketegangan dengan Rusia dan perang melawan ISIS. Selain itu pihaknya juga perlu bekerja keras untuk mempertahankan sistem senjata dan serangan peretas.