REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga psikologi bergengsi di AS melakukan kebohongan dan menutupi aksinya dalam menyiksa tersangka pelaku teror peristiwa 9/11 saat gedung World Trade Center ditabrak pesawat yang dibajak pada 2001.
Dikutip dari Independent, Sabtu pekan lalu, anggota American Psychological Association (APA) menghadapi pemecatan, kehilangan lisensi atau bahkan akan diadili menyusul kebohongan selama bertahun-tahun.
Mantan Asisten Jaksa AS David Hoffman melakukan kajian sekitar 130 ribu pegawai APA terlibat dalam penyiksaan. APA selama bertahun-tahun selalu menjaga kode etik ketat untuk tidak membantu penyiksaan tahanan selama militer dan intelijen melakukan interogasi.
"Laporan Hoffman berisi temuan sangat mengganggu karena sebelumnya rahasia," ujar anggota Pansus Independen Susan McDaniel.
APA berusaha membantah laporan media anggotanya terlibat dalam penyiksaan. Hoffman menemukan keterkaitan hubungan APA dengan militer CIA dan AS untuk membantu interogasi dengan penyiksaan.
Mata-mata AS sangat bergantung dengan psikolog untuk merancang dan menerapkan teknik dimana tangan dan wajah tahanan diikat kemudian kepalanya ditutup dan disiram air.
Sumber lain mengatakan pejabat APA kemungkinan akan dipecat, termasuk kepala etika APA Stephen Bhenke. Laporan Hoffman dapat dijadikan bukti bagi FBI untuk menyelidiki adanya pidana penyiksaan yang dilakukan anggota APA.
Kelompok HAM mendesak sejak lama atas keterlibatan lembaga tersebut. Adanya laporan Hoffman dapat menjadi sebuah kemajuan untuk menuntut mereka.