REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pembicaraan kontroversial membahas program nuklir Iran akhirnya akan berakhir pada kesepakatan. P5+1 dan Iran kemungkinan mengumumkan hasil pembicaraan pada Selasa (14/7) di Wina.
Setelah 18 hari negosiasi melebihi masa tenggat dan 12 tahun kebuntuan, para menteri luar negeri kabarnya akan meluncurkan kesepakatan. Jika benar, hal ini akan menjadi era baru hubungan Iran dengan Barat.
Dikutip Guardian, para menteri dari Iran, AS, Inggris, Rusia, Cina, Prancis dan Jerman akan mengeluarkan pernyataan bersama pada konferensi pers Selasa pagi. Presiden AS Barack Obama dan Presiden Iran, Hassan Rouhani akan membuat pernyataan langsung dari ibu kota negara masing-masing.
Kabarnya, keputusan akan dituangkan dalam sekitar 100 halaman yang akan dirilis Selasa. Sebagian garis besar telah diketahui, termasuk izin bagi PBB untuk memasuki dan mengawasi program nuklir Iran.
Iran juga telah menerima syarat untuk pengangkatan sanksi. Embargo senjata akan diangkat dan program misil Iran akan resmi dilarang. Hal ini sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ketika ditanya tentang kemungkinan akhir kesepakatan pada Selasa, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengamininya. "Itu mungkin," kata dia. Ia mengaku sangat lelah dan telah bekerja berlebihan.
Jika kesepakatan telah dicapai, butuh waktu untuk merasakan imbasnya. Kongres AS juga menjadi salah satu penghalang karena kemungkinan sebagian besar Republik akan memilih melawan kesepakatan.