REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Distribuai ternak sapi lokal kerap terganjal masalah transportasi. Hal tersebut disebabkan kawasan sentra sapi kebanyakan berada jauh dari kawasan konsumsi, bahkan jaraknya lintas pulau. Sehingga, harus melewati perjalanan darat dan laut yang panjang. Misalnya di daerah Nusa Tenggara Timur dan Barat serta Sulawesi, harus didistribusikan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Sapi mestinya tetap gemuk selama berhari-hari di laut, selama ini malah makin kurus begitu sampai di Jawa," kata Direktur Budi Daya Ternak Kementerian Pertanian (Kementan) Fauzi Luthan pada Rabu (14/7).
Selama ini, kata dia, angkutan sapi dari luar Jawa dilakukan oleh kapal-kapal kecil. Makanya, saat ini tengah dibangun kapal ternak berukuran besar yang bertugas mendistribusikan sapi dari sentra-sentra peternakan menuju berbagai wilayah di Indonesia. Kapal yang berada di bawah kendali Kementerian Perhubungan tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada September 2015.
"Kapal nantinya akan berlayar ke mana saja sesuai permintaan, tapi terutama rutenya di wilayah timur Indonesia," ujar dia. Disebut raksasa, karena ia berukuran besar dengan kapasitas 500 ekor sapi. Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung mobilitas sapi dari pelabuhan ke kapal.
Kapal khusus ternak tersebut diharapkan membuat distribusi sapi lokal semakin lancar sehingga lebih efektif menjaga stok daging dalam negeri. Keberadaannya ke depan juga diagendakan mampu menekan tingkat kematian ternak maupun risiko cacat pada ternak yang diangkut menggunakan kapal-kapal biasa.