Ahad 19 Jul 2015 15:58 WIB
Penyerangan Masjid di Papua

Rabithah Alawiyah: Penyerangan di Tolikara Bentuk Pelanggaran HAM

Rep: C26/ Red: Bayu Hermawan
Simulasi penanganan kerusuhan massa.   (ilustrasi)
Foto: dok. Republika/Adhi Wicaksono
Simulasi penanganan kerusuhan massa. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Masyarakat (Ormas) Rabithah Alawiyah menyayangkan aksi kekerasan terhadap umat Muslim di Tolikara, Papua.

Ketua Umum DPP Rabithah Alawiyah, Zen Umar Smith mengatakan aksi tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Penyerangan ini jelas melanggar HAM dan kebebasan beragama di Indonesia," katanya lewat siaran pers yang diterima Republika, Ahad (19/7).

Ia menyebut kejadian ini juga telah mencederai kebebasan beragama masyarakat Indonesia. Padahal Indonesia terkenal sebagai bangsa yang tinggi toleransi antar beragamanya.

Sikap ini menunjukkan kenyataan yang bertolak belakang dengan ayang telah dicanangkan oleh pemerintah untuk saling toleransi dalam beragama dan berkeyakinan.

Menurutnya, seharusnya umat Muslim Tolikara bisa merayakan hari raya Idul Fitri dengan tenang dan damai. Namun justru dihadapkan pada kekerasan orang-orang tidak bertanggung jawab yang mengaku beragama tetapi tidak menjunjung tinggi ajaran agamanya. Hal ini pantas disebut pelanggaran HAM karena menyerang serta membakar tempat ibadah umat Islam.

Ia juga menyesalkan tidak ada ungkapan dari lembaga sosial di Indonesia ataupun pihak asing yang menyebut kejadian itu sebagai bentuk pelanggaran.

Sebab yang menjadi korban adalah kaum mayoritas yakni pemeluk agama Islam di Indonesia. Padahal apapun agama dan besarnya suatu kelompok, jika telah menyangkut pada larangan hingga berujung kekerasan sudah menjadi bagian pelanggaran HAM.

Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah Indonesia dan Polri harus segera memproses hukum pelaku yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Aparat keamanan harus dapat menangkap dalang yang menjadi otak kekerasan sehingga masalah ini bisa diungkap dengan jelas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement