Senin 20 Jul 2015 12:08 WIB
Pembakaran masjid

Tokoh Agama Imbau Masyarakat tak Terprovokasi Kasus Tolikara

Papan nama Masjid Baitul Mutaqqin, Karubaga, Tolikara.
Foto: Twitter
Papan nama Masjid Baitul Mutaqqin, Karubaga, Tolikara.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Tokoh agama dan tokoh adat di Provinsi Kepulauan Riau mengimbau seluruh masyarakat Indonesia tidak terprovokasi terhadap kasus agama yang terjadi di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara.

"Kami imbau untuk satu Indonesia. Sebagai bangsa yang menjaga kerukunan umat beragama, bangsa yang saling menghormati kemajemukan, tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," kata tokoh agama Kepri Syamsir di Tanjungpinang, Senin (20/7).

Mantan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bintan itu mengimbau masyarakat Papua untuk saling menjaga kerukunan umat beragama, dan tidak mudah untuk diprovokasi oleh pihak mana pun yang ingin membuat konflik di daerah tersebut.

Keharmonisan antarsuku dan antaragama dapat melahirkan kekuatan di Papua. Persatuan dan kesatuan masyarakat dapat menjadi benteng yang kokoh dalam menghalau berbagai upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk menciptakan konflik.

"Masyarakat Papua adalah saudara kita. Kami prihatin atas peristiwa yang terjadi pada hari pertama Lebaran itu. Kami berharap tidak ada lagi peristiwa yang sama terjadi di Papua maupun wilayah lainnya," ujarnya. Sama seperti di Papua, di wilayah lainnya juga memiliki beragam suku dan agama. Seperti Kepri, masyarakatnya terdiri dari berbagai agama dan suku.

Namun masyarakat Kepri tetap menjaga kerukunan, tidak mudah terprovokasi. "Mari satukan tekad, membangun negeri, menjaga kedamaian di negeri sendiri. Damai itu indah," ucapnya.

Hal senada dikatakan Ketua Lembaga Adat Melayu Kepri Abdul Razak. Dia merasa prihatin terhadap kejadian di Distrik Karubaga. Abdul Razak berharap masyarakat Papua tetap tenang, dan tidak terpancing oleh berbagai hal yang dapat memecahkan persatuan dan kesatuan "Serahkan kepada pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan itu."

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement