REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Sedikitnya 40 orang tewas dalam sepekan belakangan akibat bentrokan bersenjata di Libya Selatan antara suku kecil Toubou dengan Tuareg, Selasa (22/7).
Pertempuran itu berpusat di kota Sabha, Libya Selatan. Seorang pejabat mengatakan ratusan keluarga mengungsi akibat peristiwa tersebut. Bentrokan mematikan berulang di antara dua kelompok suku tersebut sejak Februari.
Suku Toubou yang tinggal di Libya tenggara berbatasan dengan Chad sangat didiskriminasi di bawah Moamar Gaddafi dan melakukan pemberontakan untuk menggulingkannya pada 2011. Suku Tuareg -yang berpusat di Libya barat daya dan berbatasan langsung dengan Aljazair dan Niger sebagian besar didukung pemerintah Gaddafi.
Kekacauan yang diikuti dengan pemberontakan tersebut karena meningkatnya kompetisi untuk memiliki sumber daya yang sedikit di wilayah gurun selatan antara Suku Tuareg, Toubou, dan Arab.
Pertempuran mematikan dengan Suku Arab di Sabha terjadi pada 2012 di mana Suku Toubou mengklaim telah terjadi pembersihan etnis terhadap mereka.
Ketegangan memburuk sejak berdirinya pemerintah saingan di ibu kota Tripoli dan kota timur Tobruk tahun lalu.
Pihak berwenang Libya mempersenjatai Tuareg, sementara Toubou didukung pemerintah yang diakui secara internasional di wilayah timur. Pemerintah Kota Tobruk mengeluarkan pernyataan pada Selasa agar pihak bertikai menghentikan pertempuran dan menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog.