REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto menyatakan, Utang Luar Negeri (ULN) harus di-hedging. Sebelumnya BI mengumumkan, ULN tumbuh 5,9 persen year on year pada Mei 2015.
Ia mengatakan, 20 persen ULN yang akan jatuh tempo sudah dipersiapkan. Jadi berbagai pihak tersebut telah melakukan beragam persiapan.
"Satu hal yang positif adalah, saya dapat dapat laporan bahwa ketentuan yang terkait ULN sudah melaksanakan," ujarnya, di Gedung BI, Jakarta, Rabu, (22/7). Posisi ULN Indonesia sendiri, pada akhir Mei 2015 tercatat sebanyak 302,3 miliar dolar AS.
ULN terdiri dari beberapa sektor, di antaranya sektor publik sebanyak 133,5 miliar dolar AS atau 44,2 persen dari ULN. Kemudian dari sektor swasta sebesar 168,7 miliar dolar AS setara dengan 55,8 persen dari total ULN.