Oleh Yeyen Rostiyani
REPUBLIKA.CO.ID, Temuan potongan mushaf Alquran di University of Birmingham menjadi perhatian publik barat. David Thomas, profesor studi Kristen dan Islam di University of Birmingham pun takjub karena naskah tersebut tidak berubah dengan naskah Alquran yang saat ini dibaca. Artinya, setelah hampir 14 abad, naskah tersebut tetap sama hingga saat ini.
"Potongan ini dalam bentuk yang sangat mirip dengan Alquran yang dibaca saat ini sehingga mendukung pendapat bahwa teksnya memang tidak berubah dan mengarah pada titik yang sangat dekat dengan saat yang diyakini sebagai waktu turunnya wahyu."
Alquran ini ditulis dengan huruf Hijazi, yaitu bentuk awal dari bahasa Arab tulis. University of Birmingham pun akan memamerkan mushaf Alquran ini kepada umum. Menurut Thomas, pihak universitas akan menunjukkan pada warga Birmingham bahwa mereka memiliki harta berharga yang tidak ada duanya.
Ahli manuskrip dari British Library, Dr Muhammad Isa Waley, mengatakan bahwa temuan yang amat menarik ini akan membuat umat Islam bersukacita. "Tulisan tangan Hijazi sepanjang dua halaman folio ini bisa dipastikan berasal dari waktu tiga kekhalifahan awal," ujar Waley.
Menurut Waley, pada masa kekhalifahan ketiga, yaitu Utsman bin Affan, salinan Alquran terkumpul lengkap. "Masyarakat Islam saat itu tidak cukup kaya untuk menyimpan kulit binatang selama puluhan tahun dan untuk menyalin mushaf Alquran secara lengkap, diperlukan banyak sekali (kulit binatang)," paparnya.
Waley pun menilai bahwa salinan yang ditemukan di Birmingham ini adalah temuan berharga pada era awal kekhalifahan. "Apa pun itu, ini adalah berita menggembirakan bagi umat Islam," katanya.
Temuan ini disambut sukacita oleh komunitas Muslim di Birmingham. "Saat saya melihat salinan Alquran ini, saya merasa terharu. Ada air mata kebahagiaan dan emosi. Saya yakin Muslim di Inggris akan datang ke Birmingham untuk melihat salinan ini," ujar Muhammad Afzal, ketua Birmingham Central Mosque.