REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Syuro Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) Didin Hafidhuddin mengatakan keutuhan negara harus tetap dijaga agar peristiwa yang terjadi di Karubaga, Kabupaten Tolikara, tidak terulang kembali di Indonesia.
"Keutuhan negara harus dijaga dan dibangun bersama-sama oleh masyarakat beserta TNI/Polri," ujar Didin dalam konferensi pers Komat Tolikara, Papua, di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (23/7). Ia melanjutkan Komat Tolikara tidak ingin ada kelompok-kelompok tertentu yang melarang kelompok lain menjalankan ibadah agamanya.
"Kami sudah menyampaikan hal ini dalam pertemuan dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo serta Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti pada Rabu (22/7) dan mereka semua sependapat dengan Komat Tolikara," kata Didin.
Sependapat dengan Didin, salah satu tokoh Islam di Indonesia yang juga anggota Komat Tolikara, Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati.
"Secara prinsip, Komat Tolikara berdiri di atas keutuhan dan kedaulatan NKRI dan terjaganya harmoni kehidupan antarumat beragama. Kami sepakat dengan TNI/Polri bahwa NKRI adalah harga mati yang tidak boleh 'digadaikan' dengan apapun juga," kata Hidayat Nur Wahid.
Sebelumnya, pada Rabu (22/7), Komat Tolikara Papua sejak pagi hingga sore hari bertemu dengan?Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo serta Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.
Ada pun dalam kesempatan bertemu dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Kantor Panglima TNI, Gatot didampingi oleh Kabais TNI Mayjen Erwin Syafitri, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) M. Faridz Washington dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya.
Peristiwa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, terjadi pada Jumat (17/7) pukul?07.00 WIT?dimana sekelompok massa yang diduga berasal dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) menyerang umat Muslim yang sedang melaksanakan Sholat Ied di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua.
Akibat kejadian tersebut, beberapa rumah, kios dan sebuah tempat ibadah umat Islam terbakar.
Sementara menurut Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili di Indonesia, lembaga yang membawahi GIDI, ada 11 orang anggota GIDI terluka dan satu orang tewas akibat kejadian tersebut.