Jumat 24 Jul 2015 00:35 WIB

Gedung Putih Rampungkan Rencana Penutupan Penjara Guantanamo

Guantanamo
Foto: AP/Brennan Linsley
Guantanamo

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih berada pada "tahap akhir" penyusunan rencana menutup penjara Teluk Guantanamo yang penuh perdebatan dan akan menyerahkan rancangan itu untuk dikaji parlemen, kata juru bicara Josh Earnest, Rabu.

Presiden Barack Obama menjadikan penutupan penjara kontroversial di Kuba itu sebagai prioritas ketika ia mulai menjabat pada 2009. Namun, rencana itu mengalami sejumlah kemunduran, termasuk dengan penghadangan Kongres terhadap pemindahan para tawanan ke penjara-penjara Amerika Serikat.

"Pemerintah saat ini berada di tahap akhir penyusunan rancangan rencana untuk (menutup) secara aman dan bertanggung jawab penjara di Teluk Guantanamo dan akan menyerahkannya kepada Kongres," kata Earnest.

"Ini hal yang telah dilakukan oleh para pejabat keamanan nasional kita selama beberapa waktu, terutama karena ini merupakan prioritas (yang ditentukan) oleh presiden."

"Ini tugas yang sulit, tapi kita sudah mencapai banyak kemajuan penting," tambahnya.

Pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo, di bagian tenggara Kuba, itu juga ditentang oleh pemerintah Kuba, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat menempati tanah itu secara ilegal.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez, ketika berada di Washington pada Senin, mendesak agar wilayah itu dekembalikan kepada Kuba dan agar AS mencabut embargo yang dikenakannya terhadap negara komunis itu.

Saat berdiri di samping Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Rodriguez mengatakan Havana bertekad melangkah maju.

Ia menekankan bahwa "mencabut secara total blokade (embargo) itu, pengembalian wilayah Guantanamo yang diduduki secara ilegal serta penghormatan penuh terhadap kedaulatan Kuba ... merupakan hal penting agar dapat melangkah maju menuju normalisasi."

Kerry mengatakan AS tidak berencana untuk mengubah perjanjian sewa. Namun, Kuba menganggap tidak pernah ada perjanjian sewa-menyewa selama setengah abad terakhir ini.

Washington lambat laun sudah mengirim para tawanan Guantanamo kembali ke negara asal mereka atau negara-negara ketiga, langkah yang diperlukan untuk terus dilakukan jika fasilitas itu ditutup, kata Earnest.

Amerika Serikat mengatakan pada Juni bahwa enam tawanan Yaman dipindahkan ke Oman.

Tawanan-tawanan lainnya harus disidangkan atau ditinjau untuk dibebaskan, kata Earnest.

Seorang utusan khusus yang bertugas menutup penjara baru-baru ini telah ditunjuk oleh Kerry.

Lee Wolosky, seorang pengacara yang bekerja di bawah presiden Bill Clinton dan George W. Bush, dipilih sebagai Utusan Khusus Departemen Luar Negeri untuk Penutupan Guantanamo.

Jabatan untuk mengatur pemindahan para tawanan itu kosong sejak Desember.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement