Jumat 24 Jul 2015 13:11 WIB
Penyerangan Masjid

Shalat Jumat di Tolikara Berlangsung Khusyu

Rep: C94/ Red: Didi Purwadi
Ustadz Fadzlan Gamaratan menjadi Khatib shalat Jumat di Koramil Karubaga yang dijadikan Masjid sementara di Tolikara, Papua, Jumat (24/7).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ustadz Fadzlan Gamaratan menjadi Khatib shalat Jumat di Koramil Karubaga yang dijadikan Masjid sementara di Tolikara, Papua, Jumat (24/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOLIKARA -- Pengungsi korban terbakarnya rumah kios (ruki) beserta masjid di Pasar Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua menjalankan ibadah shalat Jumat dengan khusyu. Meski tidak dijaga ketat oleh petugas, shalat berakhir dengan lancar di dalam lingkungan kantor Koramil Karabu, Jumat (24/7) pukul 12:35 WIT.

Khotbah Jumat diisi oleh Ustaz Fazdlan Garamatan didampingi muazin dari suku Asmat asal Merauke, Abdus. Ibadah Shalat Jumat berlangsung selama 25 menit dan dihadiri oleh masyarakat muslim Wamena, Komandan Korem Jayapura, Koramil Karubaga, dan Kapolres Karubaga. Diperkirakan jamaah yang turut hadir Shalat Jumat sekitar kurang lebih 60 orang.

Dalam khotbah Jumatnya Ustaz Fadlan menyampaikan, Allah telah menciptakan manusia dari berbagai suku dan bangsa dengan rupa yang bemacam-macam. Manusia tercipta disertai akal.

''Semoga Shalat Jumat kali ini menjadi Shalat Jumat terbaik di hadapan Allah SWT,'' Katannya seperti dilaporkan reporter Republika.co.id dari Tolikara.

Dahulu, dia menuturkan, para pejuang bangsa Indonesia yang berperang dengan membawa bambu runcing telah melahirkan Piagam Jakarta. Dimana atas berkat rahmat Tuhan didorong oleh keinginan leluhur untuk kehidupan kebangsaan yang bebas.

"Hari ini kita di Tolikara beribadah dengan tenang memuji Allah, bersyukur kepada Allah sebagaimana panji Rasulullah SAW. Semoga panji ini menjadi pencerahan dan kecerdasan guna membuat muslim untuk lebih taat kepada Allah, takwa menjalankan perintah-Nya dan menghindari dari kemungkaran," katanya.

Hari ini relawan berkumpul dari seruluh Indonesia bertujuan membangun Tolikara. Dengan satu visi besar untuk mencerahkan dan menncerdaskan agar Tolikara menjadi masyarakat makmur dan damai. Serta untuk membangun Tolikara yang lebih baik.

"Melangkah dengan kemakmuran, kedamaian, kesahajaan serta melangkah lebih baik untuk Negeri Indonesia tercinta agar Tolikara esok kedepan menjadi bagian Indonesia yang melahirkan generasi bangsa yang lebih baik," ungkap dai pedalaman Papua itu.

Diketahui sebelumnya, dalam peristiwa terbakar Pasar Karubaga telah mengakibatkan seluruh pasar hangus terbakar termasuk Masjid Baitul Mutaqin. Api dengan cepat melumat bangunan kios-kios dan masjid yang posisinya saling berdempetan. Sebagian besar bangunan pemukiman di Tolikara  terbuat semipermanen dari kayu termasuk wilayah Pasar Karubaga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement