Seorang pedagang menunjukan batu akik di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/7). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Seorang pedagang menunjukan batu akik di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/7). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Suasana transaksi pedagang dan pembeli batu akik di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/7). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Suasana transaksi pedagang dan pembeli batu akik di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/7). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Seorang pedagang meerapikan batu akik yang dijualnya di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/7). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
Seorang pedagang memasarkan batu akik di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/7). (Republika/Raisan Al Farisi) (FOTO : Republika/Raisan Al Farisi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- Pedagang batu akik di Pasar Batu, Sentani, Jayapura, Papua, Rabu (28/8).
Seolah tak mau kalah dengan daerah lain, demam batu akik pun melanda masyarakat Papua. Mereka memanfaatkan kekayaan alam berupa batu-batuan dari Gunung Siclop, Gunung Ormo, dan Gunung Onsu, untuk kemudian diolah dan dijual kepada masyarakat luas.
Advertisement