REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku emosi menanggapi kerusuhan di Tolikara. Lantaran menyaksikan rakyat yang dipimpinnya mengamuk satu sama lain serta karena yang terbakar adalah musholla.
“Bukan saya katakan dibakar, tapi terbakar,” kata JK kepada Republika, Senin (27/7).
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ini melanjutkan, setelah kejadian, dia langsung menelepon pimpinan orang Bugis karena hampir 90 persen yang berjualan di Papua adalah orang Bugis.
Dari semua pertanyaan yang dilayangkan, jawaban yang didapat JK adalah bahwa tahun lalu pun Muslim di Tolikara melaksanakan Lebaran di tempat yang sama tanpa ada masalah. Warga Muslim di Tolikara pun mengatakan bahwa musholla tersebut sudah memiliki izin.
“Artinya, Lebaran tak terhalang, tiap tahun lebaran dan sudah berpuluh tahun Lebaran disitu,” tambah JK.
Dari pernyataan tersebut, JK menyimpulkan bahwa sebenarnya kehidupan beragama di Tolikara berjalan lancar selama ini. Ada pun kejadian pembakaran tersebut, tak lain karena adanya dua peristiwa bersamaan di tempat yang sama, di mana salah satunya menganggap terganggu sehingga menyerang.