Selasa 28 Jul 2015 22:00 WIB
Muktamar NU

'NU Selalu Terlibat dalam Kegiatan Kebangsaan'

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Peserta Kirab Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (25/7). Kirab yang diikuti sekitar 500 orang warga NU tersebut untuk menyambut Muktamar ke-33 NU yang digelar 1-5 Agustus 2015
Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Peserta Kirab Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (25/7). Kirab yang diikuti sekitar 500 orang warga NU tersebut untuk menyambut Muktamar ke-33 NU yang digelar 1-5 Agustus 2015

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagai salah satu penerus amanat pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meyakinkan bahwa ormas Islam terbesar tersebut harus mengaplikasikan Pancasila lebih luas.

“NU sudah berkali-kali menyatakan bahwa NU adalah organisasi yang selalu terlibat di dalam kegiatan kebangsaan,” kata Gus Sholah, Selasa (28/7).

Dari mulai awal sebelum merdeka, lanjutnya, kemudian menjadi ormas Islam pertama yang menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar negara, bahkan melahirkan dokumen hubungan Islam dengan Pancasila.

Cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ary ini berharap, kaum nahdliyyin mampu memaknai Pancasila dalam kehidupan. Pancasila selama ini yang lebih kita soroti, menurutnya, adalah di dalam kaitan sila pertama. Yakni, hubungan antara agama dengan negara. Ketuhanan yang Maha Esa.

“Nah, padahal ujungnya kan pada keadilan sosial. Nah, ini yang perlu diberi perhatian. Keadilan sosial di dalam kebijakan ekonomi dan kebijakan-kebijakan yang lain perlu juga disuarakan oleh NU. NU perlu memberikan saran, memberikan konsep ekonomi seperti apa yang perlu dikembangkan oleh bangsa dan negara Indonesia ini,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement