Rabu 29 Jul 2015 10:19 WIB
Muktamar NU

Paksakan Ahwa, Muktamar NU Terancam tak Penuhi Kuorum

Logo Muktamar NU ke-33
Foto: NU
Logo Muktamar NU ke-33

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) menengarai panitia Muktamar ke-33 NU akan menerapkan modus menolak status kepesertaan para muktamirin jika menolak mekanisme ahlul halli wal aqdi (Ahwa).

“Tidak ada alasan mereka menolak dan tidak menerima PWNU dan PCNU jadi peserta. Muktamar itu kedaulatannya ada di tangan PWNU dan PCNU. Ahwa belum memiliki dasar hukum untuk diberlakukan, jadi jangan dipaksakan,” kata Rois PWNU Lampung KH Ngaliman Marzuki, Rabu (29/7).

Bahkan, ia mengingatkan kepada panitia bahwa keabsahan muktamar harus diikuti sekurang-kurangnya 2/3 PWNU dan PCNU. Sedangkan, mayoritas PWNU dan PCNU menolak Ahwa, sehingga bila saat registrasi ditolak sebagai peserta akibat menolak Ahwa, maka kuorum sebagai syarat sahnya muktamar tidak akan terpenuhi.

“Jadi, jangan panitia bermain-main dengan hal ini. Ini soal serius yang tidak bisa dijadikan uji coba. Ini kan organisasi para ulama.  Janganlah menggunakan cara-cara yang tidak sesuai dengan spirit jamiyyah NU,” paparnya.

Hal senada disampaikan oleh Katib Syuriyyah PWNU Kalbar Asy’ari, yang menyatakan panitia tidak memiliki otoritas menolak kepesertaan Muktamarbagi PWNU dan PCNU yang menolak Ahwa.

“Kita akan menjadi peserta Muktamar dan menolak pemberlakukan Ahwa yang ilegal. Meskipun disebut telah diputuskan Munas, munasnya sendiri kan tidak sah. Jadi, produknya juga tidak sah untuk diberlakukan,” paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement