Rabu 29 Jul 2015 14:00 WIB

Kebakaran Sampah, Pengguna Tol Ungaran-Bawen Terancam Kabut Asap

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ani Nursalikah
Kabut asap
Foto: Antara
Kabut asap

REPUBLIKA.CO.ID,  UNGARAN -- Lalu lintas di ruas tol Ungaran-Bawen terancam gangguan kabut asap menyusul terbakarnya ribuan meter kubik sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Blondo, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Dari 1 hektare areal timbunan sampah di TPA ini, lebih dari 70 persennya telah terbakar hingga menimbulkan asap putih pekat yang dapat mengganggu jarak pandang.

“Karena api yang membakar tumpukan sampah telah menjadi bara di bagian dalam tumpukan sampah,” ungkap Mukhrobin (45 tahun), operator eksavator di TPA ini, Rabu (29/7).

Jika menjelang senja angin bertiup ke arah timur dan membawa asap pekat ke arah jalan tol ruas Ungaran- Bawen, yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi TPA Blondo.

Dikhawatirkan hal ini mengganggu jarak pandang para pengguna jalan tol.

“Pada siang hari yang terik saja jarak pandang di sekitar lokasi TPA juga terganggu,” tambahnya.   

Menurut Mukhrobin, kebakaran tumpukan sampah di TPA ini diketahui pada Selasa (28/7) sekitar pukul 12.30 WIB. Awalnya hanya terlihat satu tiatik kepulan asap pada tumpukan sampah bagian paling bawah, dekat perladangan warga.

Namun cuaca yang cukup terik dan angin yang bertiup kencang membuat titik api cepat melebar sehingga sumber asap pun kian meluas. Bahkan menjelang sore hari areal sumber asap sudah hampir mencapai titik tertinggi tumpukan sampah.

Upaya untuk melokalisir api telah dilakukan dengan membuat sela pada tumpukan sampah ini. Pihak TPA Blondo harus mengerahkan eksavator dan buldoser.

Namun cara ini juga tidak banyak membantu, karena tetap tak mampu melokalisir sebaran sampah yang terbakar.

“Hingga akhirnya, dikerahkan dua unit pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Semarang, menjelang dini hari,” tambahnya.

Salah seorang petugas pemadam kebakaran, Slamet Widodo menambakan, upaya pemadaman sumber api mengalami kesulitan. Karena lokasinya berada di dalam tumpukan sampah. Selain itu sebaran sumber api yang telah mencapai 70 persen, tumpukan ribuan meter kubik sampah ini juga mengandung sejumlah gas. Salah satunya unsur gas metana yang mudah terbakar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement