REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komite Umat (KOMAT) untuk Tolikara Bachtiar Nasir mensinyalir adanya unsur kesengajaan membenturkan acara keagamaan hingga membuahkan konflik sosial.
“Harusnya acara Gereja Injili di Indonesia (GIdI) dimulai jam 10.00. Shalat id jam 08.00. Tapi, acara mereka (GIdI) sengaja dimajukan. Dengan indikasi-indikasi itu saja sudah terlihat ada unsur kesengajaan,” ujar Bachtiar, Rabu (29/7).
Akan tetapi selama masa rekonstruksi ini, Bachtiar berharap agar semua pihak dapat tetap berpikir rasional dan melakukan konsolidasi satu sama lain. Bachtiar berharap kasus seperti di Tolikara ini tidak terjadi di tempat lain di waktu-waktu yang akan mendatang.
Menurut Bachtiar, seharusnya GidI mengikutsertakan aparat negara guna menjamin keamanan selama acara, dan juga untuk mencegah adanya gangguan-gangguan lain.
“Kenapa acara forum internasional seperti itu tidak melibatkan negara. Itu kan mendatangkan tokoh-tokoh dari internasional,” kata Bachtiar.