Kamis 30 Jul 2015 09:05 WIB
Muktamar NU

As'ad Said: Muktamar Jombang Momentum Nahdloh Tsaniyah

Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga ketua panitia Muktamar NU ke-33 Saifullah Yusuf (Kiri) bersama sejumlah tokoh NU menghadiri Tahlil akbar peringatan wafatnya (Haul) pendiri NU, KH. Hasjim Asy'ari dan Presiden Pertama Sukarno di depan kompleks makam Suka
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Anshori
Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga ketua panitia Muktamar NU ke-33 Saifullah Yusuf (Kiri) bersama sejumlah tokoh NU menghadiri Tahlil akbar peringatan wafatnya (Haul) pendiri NU, KH. Hasjim Asy'ari dan Presiden Pertama Sukarno di depan kompleks makam Suka

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan diselenggarakan di daerah asal para pendiri NU harus bisa menyatukan para tokoh dan kader dalam rangka menyongsong satu abad organisasi ulama ini.

“Muktamar kali ini harus menjadi muktamar persatuan. Jangan sampai  muktamar Jombang ini malah menyebabkan NU pecah. Muktamar Jombang harus  menjadi momentum nahdloh tsaniyah (kebangkitan kedua),” kata Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali, Kamis (30/7) menjelang keberangkatannya ke Jombang.

Pernyataan itu disampaikan terkait suasana gelisah menjelang pelaksanaan Muktamar NU pada 1-5 Agustus besok. Hingga saat ini para muktamirin dari PWNU dan PCNU seluruh Indonesia belum menyepakati model pemilihan yang akan diterapkan dalam muktamar.

Ia meminta pihak-pihak yang terlibat dalam suksesi pemilihan pemimpin baru NU untuk mengedepankan semangat persatuan.

“Jangan sampai di Muktamar Jombang malah ada perpecahan di NU, seperti terjadi di partai

politik atau PSSI,” kata alumnus Pesantren Krapyak Yogyakarta ini.

As’ad yang belakangan menyatakan siap maju sebagai calon ketua umum PBNU berharap, Muktamar Jombang membicarakan langkah-langkah strategis menyongsong peringatan 100 tahun NU.

“Muktamar harus dilandasi semangat menyambut satu abad NU. Organisasi NU adalah organisasi kemasyarakatan yang sangat kuat memegang tawasuth (moderat), tawazun (proporsional) dan tasamuh (toleran),” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement