REPUBLIKA.CO.ID,JOMBANG -- Para peserta Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 atau muktamirin bakal dilayani cuma-cuma oleh RSUD Jombang jika menunjukkan kartu peserta.
Bahkan muktamirin yang dirujuk ke rumah sakit plat merah ini tetap dilayani dengan cuma-cuma termasuk yang tidak mempunyai kartu layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
”Pasien dari peserta muktamar yang tidak mempunyai kartu BPJS juga akan digratiskan,” ujar Direktur RSUD Jombang Pidji Umbaran dilansir muktamarnu.com, Kamis (30/7).
Jika pasien peserta muktamar membawa kartu BPJS, maka pelayanan akan disesuaikan dengan kelasnya.
Meski menetapkan kebijakan gratis, RSUD Jombang tidak mendapatkan dana dari panitia muktamar.
”Sumbangsih anggaran dari panitia, kami memang tidak meminta,” lanjutnya.
Pasalnya, menurut Pudji, pihaknya sudah menyiapkan dana tersebut dari dana fungsional RSUD yang diambil dari anggaran Kartu Jombang Sehat. ”Jadi, kami anggap pasien peserta muktamar itu sebagai penerima KJS yang anggarannya tahun ini sebanyak Rp 10 miliar,” jelasnya.
Ia membeberkan, hingga saat ini pelayanan yang akan diberikan pihaknya untuk mensukseskan muktamar pada prinsipnya sudah siap. ”Support pelayanan kesehatan, terutama kesehatan rujukan. Segala sesuatunya sudah kami siapkan secara matang,” ungkapnya.
RSUD Jombang statusnya hanya pelayan kesehatan pasif yang sifatnya hanya menerima rujukan. Lantaran rumah sakit aktif untuk pelayanan kesehatan muktamirin yang ditunjuk panitia adalah RS Nahdlatul Ulama dan beberapa pos kesehatan yang sudah dibentuk di sejumlah lokasi muktamar.
Menurut Pudji, terkait kedatangan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan muktamar, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pasukan Pengaman Presiden pelayanan kedaruratan terhadap orang nomor satu di Indonesia tersebut.
”Jika dimungkinkan rujukan untuk presiden ataupun pejabat tinggi negara, kami juga sudah siapkan fasilitas ruang visite room dan VVIP serta pelayanan paripurna,” imbuhnya.
Untuk tenaga medis, RSUD Jombang tidak melakukan penambahan. Baik untuk dokter spesialis maupun dokter umum. Sementara fasilitas juga sudah disiapkan 50 bed ekstra untuk antisipasi lonjakan pasien.