REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muktamar Muhammadiyah dipastikan bersih dari intervensi partai politik. Anggota panlih Muktamar Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan sistem dan mekanisme pemilihan berjenjang dan panjang menyebabkan sulitnya intervensi.
"Sistem pemilihan dan kedewasaan Muhammadiyah dalam berdemokrasi sudah teruji. Itulah salah satu kunci mengapa muktamirin selalu kelihatan riang dan gembira serta jauh dari kasak-kusuk," ujar Saleh kepada ROL, Ahad (2/8).
Mantan ketua PP Pemuda muhammadiyah ini menjelaskan, sebelum muktamar, sistem dan mekanisme pemilihan telah dibicarakan pada sidang tanwir satu tahun sebelum muktamar. Jika ada yang perlu disempurnakan, dibicarakan pada sidang tanwir tersebut.
Sehingga, pada saat peserta datang ke arena muktamar, biasanya tidak ada lagi yang mempersoalkan. Mulai dari pengusulan calon, pemilihan bakal calon, sampai pemilihan formatur di muktamar sudah diatur sebelumnya.
Muktamar Muhamamadiyah memilih 13 orang calon formatur. Dengan memilih formatur, sulit bagi siapa pun untuk ikut campur. Apalagi peserta yang mencapai 2500 orang, tentu sangat sulit untuk mengarahkan para pemilih kepada kandidat tertentu. Karena itu, persaingan yang terjadi biasanya selalu berjalan dengan santun.
Untuk itu, tidak ada black campaign dalam muktamar Muhamamdiyah. Kalaupun ada yang coba-coba, biasanya tidak akan didengar. Apalagi, muktamirin sudah mengenal rekam jejak masing-masing kandidat.