REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Meski puing flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion telah diketahui milik Boeing 777 dan pesawat MH370 merupakan satu-satunya Boeing 777 yang hilang, namun penelitian lebih lanjut tetap dilakukan untuk memastikan flaperon adalah dari pesawat Malaysia Airlines MH370.
Bagian sayap akan menjalani analisis fisik dan kimia di kota Toulouse, Prancis Selatan dalam upaya membuktikan flaperon tersebut adalah milik MH370.
"(Flaperon) ini akan diperiksa dengan mikroskop elektron yang dapat memperbesar hingga 10 ribu kali untuk memahami bagaimana itu rusak," kata mantan direktur uji di Direktorat Jenderal Peralatan Perang Prancis, Pierre Bascary dilansir dari laman 9 News, Selasa (4/8).
Namun, para ahli memperingatkan kepada kerabat korban yang berduka agar tidak mengharapkan keajaiban dari temuan tersebut. "Kita seharusnya tidak mengharapkan keajaiban dari analisis ini," kata mantan kepala Otoritas Penerbangan Sipil Prancis, BEA Jean-Pal Troadec.
Ia mengatakan, bagian kecil pesawat tersebut perlu membawa peneliti ke pusat kecelakaan. Namun, kemungkinannya cukup kecil.
Ahli geologi Hans-Georg Herbig mengatakan kerang yang menempel di flaperon bisa memberikan petunjuk penting. "Jika teritip yang ditemukan berasal dari keluarga Lepas, kita dapat mengatakan dengan pasti kecelakaan itu terjadi di daerah maritim dingin di barat daya Australia," ujar dia.