REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY--Laporan pihak berwenang Malaysia tentang penemuan bantal kursi dan kaca jendela di pulau Reunion yang diduga miliki MH370 belum diverifikasi oleh Prancis. Bahkan, para peneliti Prancis belum menerima barang baru itu.
"Mereka adalah bagian kecil, namun puing-puing ini belum dapat diverifikasi jika itu milik MH370. Itu harus diverifikasi oleh otoritas Prancis," kata Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong dikutip dari laman //9 News//, Jumat (7/8).
Sebelumnya sejumlah kerabat korban mengeluhkan pernyataan otoritas Malaysia yang bertentangan dengan keterangan otoritas Prancis.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan bila Prancis bertanggung jawab atas penyelidikan. Otoritas Malaysia sifatnya membantu.
Ia menambahkan, pengujian pada bagian sayap pesawat, flaperon, yang ditemukan di Pulau Reunion masih berlangsung. Saat ini, konfirmasi flaperon itu milik MH370 karena pesawat tersebut satu-satunya Boeing 777 yang hilang. "Ini adalah waktu yang sangat sulit bagi keluarga, tapi setidaknya kita memiliki beberapa bukti bila penerbangan MH370 akan ditemukan di daerah pencarian kami," katanya.
Pesawat Maskapai Malaysia Airlines menghilang dari radar pada 8 Maret tahun lalu. Pesawat tersebut membawa 239 penumpang dan awak dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Hilangnya MH370 menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan. Insiden ini memicu perburuan besar-besaran di Samudera Hindia berdasarkan data satelit yang mengisyaratkan kemungkinan jatuhnya pesawat.