REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kerabat korban pesawat MH370 yang marah akhirnya terlibat bentrok dengan polisi di Beijing, Jumat (7/8). Bentrokan terjadi saat Prancis mengumumkan akan memperpanjang pencarian puing di Pulau Reunion.
Sekitar 50 anggota keluarga korban MH370 melakukan aksi protes keras di dekat Kedutaan Malaysia di Beijing. Namun, mereka kemudian terlibat bentrokan singkat dengan polisi yang berupaya menghentikan mereka memasuki jalan menuju kedutaan.
"Malaysia, temukan para penumpang!" teriak para pengunjuk rasa.
Sejumlah poster memprotes pemerintah Malaysia juga dibawa para demonstran. "Malaysia menyembunyikan kebenaran, Malaysia menunda pencarian" ada di antara tulisan-tulisan di poster tersebut.
Salah seorang perempuan yang putrinya ikut hilang menuntut jawaban. Ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan pesawat tersebut.
"Aku ingin tahu apa yang terjadi pada MH370. Saya ingin pemerintah memberikan sesuatu yang dapat diandalkan, argumen yang memadai dan meyakinkan kita karena ini sudah lebih dari 500 hari," kata perempuan yang meminta untuk tidak diidentifikasi itu.
Para pengunjuk rasa juga mengatakan mereka telah pergi ke kedutaan untuk bertemu para pejabat Malaysia. Namun menurut mereka tak ada satu pun pejabat Malaysia yang bisa ditemui.
"Kami meminta pemerintah Malaysia memberikan penjelasan untuk ini," kata Cheng Liping, yang suaminya berada di penerbangan MH370 terkait perbedaan pendapat antara pemerintah Malaysia dan Prancis.
Sebelumnya para peneliti Prancis menyatakan belum mengonfirmasi puing yang ditemukan berasal dari MH370. Padahal Malaysia justru mengatakan sebaliknya pada Kamis (6/8).
Malaysia juga mengatakan beberapa puing baru telah ditemukan termasuk jendela pesawat dan alumunium foil. Namun, juru bicara Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss mengatakan tak ada satu pun puing baru yang ditemukan.
Prancis pun memutuskan untuk melakukan pencarian melalui udara, helikopter dan kapal patroli. Mauritius dan Madagaskar juga diminta melakukan pencarian darat.
Sementara itu Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan, ia mengerti kerabat ingin mengetahui apa yang terjadi dengan orang-oranh yang mereka cintai. "Mereka cemas, kami juga cemas mencari jawabannya," kata Liow.