REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Senator Australia dari jalur independen Jacqui Lambie secara terbuka mengakui putranya yang berusia 21 tahun mengalami kecanduan narkoba. Ia juga mengaku tidak berdaya dalam membantu anaknya itu untuk menjalani pemulihan.
Pengakuan Senator Lambie ini diungkapkan dalam rapat di Senat Australia, yang tengah membahas sebuah RUU yang akan menghapuskan tunjangan sosial bagi mereka yang melakukan pelanggaran hukum.
RUU ini juga mengusulkan penghapusan tunjangan bagi mereka yang sedang menjalani kurungan akibat penyakit mental. Dalam rapat itu, Senator Lambie menyatakan menentang RUU tersebut dan mendesak pemerintah untuk berpikir lebih luas mengenai problematika narkoba di tengah masyarakat saat ini.
"Saya seorang senator Australia dan memiliki anak usia 21 tahun yang kecanduan narkoba. Namun biar pun dengan titel seperti itu, saya tidak bisa mengendalikan anak saya," ujarnya.
"Saya tak bisa secara paksa menyuruh anak saya ikut program detoks sebab saya tidak lagi bicara dengan dia. Saya bicara dengan obat terlarang," tambah senator asal Daerah Pemilihan Tasmania ini.
Senator Lambie menambahkan, dia yakin bukanlah satu-satunya orangtua yang mengalami masalah serupa. "Ada ribuan orang tua seperti saya," katanya.
Karena itu, dia justru mendorong perlunya UU yang memberikan otoritas kepada orang tua untuk memaksa anak mereka yang kecanduan narkoba mengikuti program rehabilitasi. Dampak narkoba jenis sabu-sabu di masyarakat Australia, kata Senator Lambie, sangat fenomenal. Mereka yang kecanduan akan menemui sejumlah hal.
"Mereka akan berakhir di kurungan, mungkin akan terlibat pembunuhan akibat aksi mereka yang tak bisa dikendalikan karena pengaruh narkoba," katanya.