Rabu 12 Aug 2015 10:13 WIB

50 Persen Warga Tasmania Buta Huruf

Oposisi Tasmania mendesak diselenggarakannya lebih banyak program magang untuk membuka peluang kerja bagi generasi muda Tasmania.
Foto: abc
Oposisi Tasmania mendesak diselenggarakannya lebih banyak program magang untuk membuka peluang kerja bagi generasi muda Tasmania.

REPUBLIKA.CO.ID,TASMANIA -- Menteri Pelatihan Tasmania mengaku wilayanya memiliki masalah besar terkait pelajar lulusan sekolah yang tidak bisa menulis, membaca atau berhitung.

Pemerintah oposisi di Tasmania mendesak agar pemerintah Tasmania menyelenggarakan lebih banyak program magang sebagai bagian dari proyek konstruksi besar yang dilakukan di negara bagian itu.

 

Oposisi juga mengkritik apa yang diklaimnya sebagai pemotongan anggaran pendidikan dan pelatihan, sebuah tudingan yang dibantah Pemerintah Tasmania.

 

Menteri Pelatihan Jeremy Rockliff mengatakan Tasmania memiliki masalah buta huruf pada kalangan generasi muda yang tidak mudah untuk diperbaiki.

 

"Ini memang masalah besar, tapi kita berhadapan dengan masalah antargenerasi juga. Seingat saya hampir 50 persen warga Tasmania secara fungsional buta huruf," katanya.

 

Menyinggung soal pembangunan kembali Rumah Sakit Royal Hobart, Menteri Kesehatan Michael Ferguson mengatakan pemerintah memprioritaskan pekerjaan yang ada sebisa mungkin untuk kaum muda.

 

"Prioritas pertama Pemerintah Tasmania adalah pekerjaan. Dan itu termasuk program magang dan pelatihan sebagai bagian dari jalur mereka untuk berkarir," katanya kepada wartawan.

 

Data keterampilan di Tasmania menunjukkan adanya penurunan tajam dalam program magang. Menurut data terbaru, jumlah murid yang bekerja di sektor bangunan dan konstruksi Tasmania tampaknya secara tetap menunjukan penurunan.

 

Data statistik yang disediakan oleh otoritas pelatihan Tasmania menunjukan program magang mencapai puncaknya pada 2010. Ketika itu ada 1.960 warga Tasmania yang menyelesaikan program magang di sektor pembangunan dan konstruksi.

 

Sementara pada 2012, jumlah ini menurun hanya sebesar 1.710 orang. Bahkan pada tahun selanjutnya terus menunjukkan penurunan angka peserta magang. Pemerintah didorong untuk mempekerjakan lebih banyak peserta magang terlepas dari masalah biaya.

 

Pemerintah Tasmania memiliki kebijakan berupa mandat untuk menerima 20 persen dari peserta program magang untuk bekerja di proyek-proyek menguntungkan pemerintah. Otoritas Tasmania mengutip proporsi program magang terencana yang akan ambil bagian dalam  proyek pembangunan kembali Rumah Sakit Royal Hobart sebagai contoh pelaksanaan kebijakan ini.

 

Pemimpin Oposisi Bryan Green menyebut persentase itu sebagai awal yang baik, tetapi menyerukan proporsi yang lebih besar untuk mengupayakan proyek-proyek yang lebih besar.

 

"Ini mungkin sedikit lebih mahal, tapi saya berharap warga Tasmania akan memahami kalau anda perlu melatih orang-orang muda jika kita ingin memiliki tenaga kerja di  masa depan," katanya kepada wartawan.

 

Dia juga menyarankan sektor swasta berbuat lebih, Ia menyinggung proyek pembangunan lapangan terbuka parlemen yang dilakukan Citta Properti Group di Hobart.

 

"Proyek ini dilakukan disini di gedung parlemen dan merupakan contoh yang baik, kami mendengar hanya sedikit peserta magang yang dilibatkan dalam proyek ini.

 

Citta Property Group telah dihubungi untuk memberikan komentar.

 

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-08-11/tingkat-melek-huruf-lulusan-sekolah-di-tasmania-buruk/1480374
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement