REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Rizal E Halim menilai ekonomi Indonesia telah dikuasai oleh kartel. Kartel juga dituding menjadi penyebab kelangkaan daging sapi dalam beberapa hari terakhir ini.
"Sangat jelas harga melambung akibat pasokan tiba-tiba menghilang, dan jelas pelaku usaha daging sapi ini dikuasai oleh para importir. Artinya ada upaya menahan pasokan sehingga harga menjadi melambung, dan ujung-ujungnya tuntutan membuka kran impor daging sapi," kata Rizal di Depok, Rabu (12/8).
Rizal mengatakan siapapun yang mengamati fenomena ini akan sangat jelas ada tekanan yang berlebihan akibat struktur pasar yang telah dikuasai oleh sekelompok pelaku usaha sehingga mereka dengan mudah mendikte pasar. "Pemerintah perlu mengambil langkah tegas terkait praktek kartel ini. Karena hanya akan menjadi bom waktu dan sangat merugikan perekonomian nasional secara luas," katanya.
Menurut dia, Polri dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) jika perlu segera mengaudit dan menyelidiki seluruh ketentuan impor sapi juga impor garam (dan sektor usaha lainnya yang terindikasi kartel),. Langkah bisa dilakukan dengan mengecek seluruh importir yang terdaftar dan mekanisme impor yang dilalui.
Besar kemungkinan, lanjutnya, kartel ini juga sangat subur karena terpelihara oleh situasi birokrasi Pemerintah juga. Tindak tegas para pelaku praktek kartel, jika perlu cabut izin usahanya.