Kamis 13 Aug 2015 21:34 WIB

Garuda Tegaskan Belum Ada Finalisasi Pembelian Pesawat Airbus 350

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pesawat Garuda di Bandara Sukarno Hatta,Cengkareng.
Foto: Republika/Musiron
Pesawat Garuda di Bandara Sukarno Hatta,Cengkareng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk menampik tudingan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli bahwa perusahaan akan membatalkan pembelian pesawat komersial jenis Airbus 350. VP Corporate Communication Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan final mengenai hal ini.

"Jadi kemarin sebenarnya poinnya adalah kita masih menjajaki pesawat mana yang akan kita pakai. Apakah Airbus 350 atau Boeing 787 yang seri 9. Jadi belum ada keputusan untuk membeli masih penjajakan," jelas Ikhsan, Kamis (13/8).

Ikhsan sendiri mengakui bahwa telah ada penandatanganan dokumen di Paris antara Garuda Indonesia dengan Airbus. Hanya saja, Ikhsan melanjutkan, tahapan bisnis yang dilakukan batu sebatas penjajakan. Dokumen yang ditandatangi pun sebatas "Letter of Intention".

"Jadi memang kita mau beli tapi belum ada keputusan," ujarnya.

Itupun, lanjutnya, kesepakatan yang akan dilakukan adalah sewa pesawat bukan pembelian pesawat. Praktik sewa atau leasing ini lazim dilakukan oleh maskapai Indonesia karena mekanisme ini lebih menguntungkan.

Ikhsan menambahkan, kebijakan sewa (leasing) unit pesawat pada dasarnya untuk melakukan natural replacement. Artinya, pergantian pesawat dilakukan karena usia pesawat yang sudah tua atau teknologi yang tidak lagi sesuai.

"Tapi poinnya nanti pesawat pesawat itu memang untuk jarak jauh tapi masih lama kalau jadi," katanya lagi.

Ikhsan juga belum tahu secara pasti apakah pembiayaan kesepakatan antara Garuda dengan Airbus atau Boeing nantinya akan berasal dari Cina atau bukan. Dia menjelaskan, perusahaan masih butuh pembahasan lebih lanjut untuk memutuskan sumber pendanaannya.

"Belum tahu juga. Kita cek lagi perusahaan financing siapa. Belum ada keputusan," lanjutnya.

Sebelumnya, Rizal Ramli secara terang-terangan mendesak Presiden Jokowi untuk membatalkan rencana maskapai Garuda Indonesia untuk memborong pesawat.

Mantan Menteri Perekonomian era Gusdur ini, mengusulkan kepada Presiden untuk mencegah rencana maskapai PT. Garuda Indonesia Tbk membeli pesawat baru, Airbus tipe 350 sebanyak 30 pesawat. Rizal menyebutkan, atas rencana itu pihak Garuda Indonesia harus meminjam dana 44,5 miliar dolar AS dari China Aviation Bank (Bank of China Aviation), demi merealisasikan hal tersebut.

"Saya bilang, mas (Jokowi) saya minta tolong layanan diperhatikan, saya tidak ingin Garuda bangkrut lagi. Karena sebulan yang lalu beli pesawat dengan pinjaman 44,5 miliar dolar dari China Aviation Bank untuk beli pesawat airbus 350 sebanyak 30 biji, itu hanya cocok Jakarta, Amerika dan Jakarta, Eropa," kata Rizal di Jakarta, Kamis (13/8).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement