Selasa 18 Aug 2015 09:24 WIB

Muhammadiyah: Pemerintah Berdaulat, Kesejahteraan Ekonomi Tercapai

Rep: c94/ Red: Agung Sasongko
 Suasana upacara peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di  bawah laut di Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Senin (17/8).    (Antara/Fiqman Sunandar)
Suasana upacara peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di bawah laut di Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Senin (17/8). (Antara/Fiqman Sunandar)

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas mengungkapkan Indonesia memang telah merdeka dari penjajahan secara fisik namun tidak secara ekonomi dan politik. Menurutnya, jika Indonesia tidak pandai maka tidak mustahil akan terseret ke dalam penjajahan bentuk baru.

"Sehingga maksud kita untuk menciptakan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat tidak akan bisa tercapai. Hal itu lantaran dijegal oleh pihak-pihak yang ingin meraup keuntungan dari segala apa yang ada di negeri ini," katanya, Selasa (18/8).

Untuk itu, kata Anwar, agar kemerdekaan yang Indonesia cita-citakan benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat, maka kehadiran satu pemerintahan yang kuat memiliki komitmen tinggi untuk melindungi dan mensejahterakan rakyatnya menjadi sebuah kemestian.

Sebab, dia menegaskan, tanpa adanya idealisme dan tata nilai yang mendukung bagi terwujudnya hal tersebut.  Maka rakyat dan negara ini hanya akan menjadi permainan bagi para politisi rakus dan pengusaha-pengusaha besar memiliki pikiran pragmatisme yang selalu berorientasi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya bagi diri dan kelompoknya.

"Karena itu, konsistensi pemerintah untuk berjalan dan menjalankan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan UUD 45 menjadi sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar.  Sebab, jika pemerintah lalai maka pembangunan yang kita jalankan saat ini akan menjadi bencana dan malapetaka di masa depan,"ungkap Anwar yang juga Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat.

Anwar mengatakan, tidak mustahil NKRI akan terkoyak terlebih mengingat indeks gini Indonesia saat ini sudah mencapai angka yg sangat mengkhawatirkan yaitu 0,43.  Artinya, tingkat kesenjangan sudah sangat melebar dan pada waktunya nanti jika tidak bisa diantisipasi serta diatasi secara lebih dini tentu akan membelah masyarakat negeri ini. Dan tidak mustahil akan menyeret mereka ke arah yang tidak menguntungkan masa depan bangsa n negara.

"Untuk itu momentum 70 tahun ini tidak hanya kita pergunakan untuk merayakan da  bergembira. Tetapi bagaimana kita bisa mendiagnosa apa sebenarnya yang sedang terjadi pada diri bangsa ini dan memberikan terapi yang tepat agar bangsa ini bisa menjdi bangsa yang kuat, maju dan bermartabat,"jelas Anwar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement