REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 97 orang dianugerahi penghargaan atas perannya dalam evakuasi warga negara Indonesia di Yaman dan Nepal. Penghargaan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L. P Marsudi di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia, Selasa (18/8).
Penganugerahan penghargaan diberikan sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada mereka yang berperan menyelamatkan saudaranya dalam serangan dan bencana. Tim utama operasi evakuasi WNI dari Yaman yang menerima penghargaan diantaranya Duta Besar (Dubes) RI Sana'a, Dubes RI Addis Ababamerangkap Djibouti, Dubes RI Oman, KUAI KBRI Riyadh, Konsul Jenderal RI Jeddah, Konsul Kehormatan RI di Djibouti dan International Committee of the Red Cross (ICRC) di Aden.
Sedangkan, Tim utama operasi evakuasi WNI dari Nepal meliputi Dubes RI Dhaka merangkap Nepal serta Konsul Kehormatan RI di Kathmandu. Penghargaan juga diberikan kepada tim pendukung dari Kementerian Luar Negeri, personil TNI AU, dan personil polisi.
Seperti diketahui, Perang di Yaman sejak adanya serangan udara pasukan koalisi Arab Saudi pada 26 Maret telah membuat kondisi genting dan mengancam WNI di sana. Begitu juga dengan gempa bumi di Nepal pada 25 April lalu.
Sepanjang tahun 2014-2015, pemerintah RI telah mengevakuasi 2.239 WNI dari Yaman serta menangani 106 WNI dari Nepal, termasuk mengevakuasi 24 WNI dan empat WNA dari negara tersebut. Dari dua peristiwa tersebut, Retno mengaku mendapat dua hal penting.
"Yang pertama adalah keberadaan negara untuk warganya," ujar dia, Selasa (18/8). Ia menjelaskan, ini menjadi bukti nyata dari pernyataan yang selama ini sering didengar, yakni 'Negara Hadir'. "Negara hadir memproteksi warga negaranya," lanjut dia.
Hal kedua yang dapat diambil adalah kekompakkan. Menurutnya, selama ini kekompakkan dan koordinasi seringkali masih sulit dilakukan. "Namun hal itu berbalik ketika kita berusaha secepat mungkin untuk membantu saudara kita."
Sementara itu, dengan adanya pemberian penghargaan terkait operasi penyalamatan WNI dari Yaman dan Nepal ini merupakan yang pertakalinya dilakukan Kemenlu. Untuk itu, Retno ingin memulai satu tradisi baru, yaitu mengucapkan terima kasih. Tradisi yang santun, menghargai adanya kinerja solod dari tim.
"Terima kasih, dan kebanggan saya sebagai Menteri Luar Negeri dan warga negara Indonesia dengan kekompakkan dan koordinasi, misi seberat apa pun dapat kita lakukan dengan baik," katanya.