Rabu 19 Aug 2015 17:38 WIB

Islam Nusantara Hasil dari Pribumisasi Islam

Rep: c 05/ Red: Indah Wulandari
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin (kiri) bersama Ketua Fraksi PKB Helmy Faishal Zaini (kanan) menjadi pembicara dalam Halaqoh Kebangsaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8).
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin (kiri) bersama Ketua Fraksi PKB Helmy Faishal Zaini (kanan) menjadi pembicara dalam Halaqoh Kebangsaan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Helmy Faishal Zaini menyatakan, Islam Nusantara bukanlah hal yang asing di tengah masyarakat Indonesia. Sebab hakikat Islam Nusantara sudah tercerminkan dalam metode dakwah Wali Songo masa lampau.

"Ya, dulu ada istilah sekaten diambil dari kata syahadatain," ujarnya dalam diskusi di DPR Rabu (19/8).

Ada juga proses lain seperti tahlilan. Dia menyatakan itu adalah bukti proses pribumisasi Islam. Tujuan dilakukan itu agar dakwah Islam lebih tepat sasaran di masyarakat.

Lebih lanjut, kata dia, pribumisasi Islam itulah makna sebenarnya dari Islam Nusantara. Saat ada hal itu sudah mengakar kuat di tengah masyarakat.

"Jadi istilah Islam Nusantara memang baru. Tapi secara substansi itu sudah hidup sejak lama di Indonesia," jelasnya. Pengistilahan baru ini baginya bertujuan agar masyarakat mengingat kembali kekhasan Islam di Indonesia. Juga agar memudahkan penyebutannya saja.

Harapan ke depan, ujar dia, nantinya Islam Nusantara akan lebih membumi di Indonesia. Sehingga  menjadi gerakan yang terus membesar dan memberikan efek positif bagi perkembangan masyarakat dan juga bangsa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement