REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Achmad Baiquni mengatakan Bank Indonesia melakukan keputusan tepat untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5 persen. BI rate memang lebih baik dipertahankan meskipun nilai tukar dolar rupiah terus mengalami pelemahan.
"BI sudah cukup bijak mempertahankan suku bunga. Biasanya, kalau dolar AS naik, resep utamanya adalah kenaikan suku bunga," kata Baiquni dalam acara Diskusi Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia Sekarang&2016 di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/8).
Baiquni menjelaskan, kenaikan suku bunga akan sangat mempengaruhi pertumbuhan kredit di Indonesia. Ujung-ujungnya, kata dia, akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang saat ini mengalami perlambatan.
Sejauh ini, Baiquni menilai BI sudah melakukan langkah tepat dalam merespons kondisi perekonomian, terutama pelemahan rupiah. Salah satunya adalah mengeluarkan kebijakan pembelian dolar AS yang tanpa underlying, diturunkan jumlahnya dari 100 ribu dolar AS menjadi 25 ribu dolar AS.
"Ini hal positif paling tidak permintaan terhadap dolar bisa dikendalikan," kata Baiquni.