Sabtu 22 Aug 2015 15:32 WIB
JK Versus Rizal Ramli

Jokowi Sengaja Masukkan Rizal Ramli untuk Gebuki yang tak Beres

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Jusuf Kalla - Rizal Ramli
Jusuf Kalla - Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuknya Rizal Ramli di Kabinet Kerja sempat membuat perpolitikan nasional menghangat. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman ini bahkan secara terbuka menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk beradu argumen terkait proyek listrik 35 ribu megawatt.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Tjipta Lesmana mengatakan, Presiden Jokowi tahu persis siapa dan bagaimana karakter mantan menko ekonomi era Presiden Abdurrahman Wahid ini. Tjipta meyakini, Rizal dipilih untuk 'menyentil' berbagai hal yang dianggap bermasalah dan tidak berpihak kepada rakyat.

"Rizal Ramli masuk untuk gebuk yang tidak beres itu," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (22/8).

Menurutnya, Jokowi bukan tanpa maksud memasukkan Rizal di jajaran kabinetnya. Mantan gubernur DKI Jakarta itu dinilai sedang memainkan strategi untuk melawan berbagai kepentingan besar yang sulit dikendalikannya.

Sikap Rizal yang terus melempar kritiknya di tengah publik, menurut Tjipta, adalah senjata baru bagi Jokowi. Terbukti, kata dia, banyak pihak yang gerah atas sikap Rizal.

Tjipta mengatakan, tak dapat dipungkiri bahwa Jokowi sulit untuk melawan berbagai kepentingan besar yang ada. "Jokowi sengaja memasukkan harimau ke dalam kabinet untuk menerkam itu semua," ujar dia.

Sehari setelah dilantik menjadi Menko Kemaritiman, Rizal menyampaikan kritik secara terbuka atas kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait pembelian pesawat Garuda jenis Air Bus senilai puluhan miliar dolar Amerika. Tak berhenti di situ, Rizal kemudian menyinggung proyek listrik 35 ribu megawatt yang dinilainya tidak realistis. Kritik ini berujung pada perseteruannya dengan JK.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement