REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Para peternak sapi di Pamekasan, Jawa Timur, kini mulai kesulitan untuk mendapatkan pakan ternak mereka, pada kemarau kali ini, karena semua rumput telah mengering.
Salah seorang peternak sapi di Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan Mutimma, menuturkan, untuk mendapatkan pakan ternak, ia terpaksa mencari rumput ke desa-desa lain.
"Kalau di sini sudah tidak bisa, karena daerahnya sudah kering," katanya, Sabtu (22/8).
Bagi peternak yang memiliki cukup modal, mereka membeli pakan ternak berupa jagung dan serbuk padi. Caranya bahan itu dimasak lalu dijadikan pakan sapi-sapi piaraan mereka. Namun, bagi peternak yang tidak memiliki cukup uang, mereka terpaksa mencari pakan ternak ke desa-desa lain.
"Kalau saya terkadang menyiasati dengan memberi pakan sapi pohon pisang," kata Mutimma.
Caranya, pohon pisang itu diiris kecil-kecil, lalu dimasak menggunakan kuali besar, lalu campur dengan singkong.
Kesulitan mendapatkan pakan ternak seperti yang dialami Mutimma ini, juga dirasakan para peternak lain di Pamekasan, terutama para peternak yang tinggal di desa rawan kekeringan.
Kepala Dinas Peternakan Pamekasan Bambang Prayogi mengatakan, persoalan pakan ternak saat kemarau memang menjadi masalah tahunan di Pamekasan, terutama bagi penernak sapi yang tinggal di daerah perbukitan dan kesulitan air.
"Kalau yang tinggal di dataran rendah, terutama yang ladangnya terdapat irigasi, tidak masalah, karena mereka bisa memelihara pakan seperti rumput gajah, atau menanam jagung khusus pakan ternak," kata Bambang.
Bambang mengatakan, kedepan memang perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait, terutama dinas yang memiliki program pengeboran untuk lahan pertanian, agar diperioritaskan pada desa-desa yang rawan kekeringan.
"Sebab kalau di Pamekasan, umumnya di Madura, petani itu pasti memelihara sapi di rumahnya. Jadi kalau desanya mengalami kekeringan, tidak hanya produksi pangan yang terganggu, akan tetapi juga ternak peliharannya mereka juga sulit berkembang," pungkasnya.