Selasa 25 Aug 2015 17:29 WIB

Singapura Gelar Pemilu Lebih Awal, 11 September

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Pemandangan kawasan bisnis Singapura. Ekonomi Singapura diprediksi melambat di tahun 2015.
Foto: Reuters
Pemandangan kawasan bisnis Singapura. Ekonomi Singapura diprediksi melambat di tahun 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura akan menggelar pemilihan umum lebih awal satu tahun dari seharusnya. Kantor Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, Selasa (25/8), pemilu akan digelar pada 11 September 2015.

Para analis berargumen People's Action Party yang merupakan partai Lee Kuan Yew ingin memperbaiki performanya di pemilu tersebut. Pada 2011, PAP memenangkan suara terendah karena masyarakat mengeluhkan biaya hidup dan imigrasi.

Permasalahan tersebut menjadi perdebatan utama ketika kandidat dari PAP dan oposisi menggelar kampanye di seluruh negeri. Meski demikian, PAP tetap memenangkan suara mayoritas.

Pemilu selanjutnya sebenarnya dijadwalkan Januari 2017, namun ada banyak spekulasi di media dan blog politik bahwa pemilu akan digelar lebih dini. PM Singapura yang juga putra Lee Kuan Yew itu mengatakan sebelumnya bahwa ia akan menyegerakan pemilu."Saya akan menyeru pemilu segera untuk meminta mandat Anda, untuk membawa Singapura ke fase selanjutnya dari pembangunan negara kita," kata Lee dalam pidato tahunan National Day.